Selasa, 16 Desember 2008

Potret Pendidikan Kita

Sistem Pendidikan Kita...
Saat kita menyaksikan film Laskar pelangi, hati kita mungkin bercampur baur, antara sedih dan rasa bangga. kita patut bersedih dengan keberadaan fasilitas sekolah yang sangat minim, tapi kita juga senang dan bangga dengan keinginan siswa yang begitu menggebu-gebu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan orang-orang yang sangat perduli pada pendidikan. Sejak boomingnya film laskar pelangi banyak media yang menyoroti masalah pendidikan di daerah pedalaman (daerah terpencil) dengan bangunan yang hampir roboh, minimnya tenaga kependidikan tapi memiliki siswa yang pantang menyerah untuk belajar. siswa-siswa tersebut rela berjalan puluhan kilometer, menyebrangi sungai bahkan keluar masuk hutan, naik turun gunung hanya untuk mendapatkan pendidikan.
Sungguh Luar biasa, Andai saja mereka diberikan fasilitas yang memadai untuk belajar, mungkin akan tercipta lebih banyak ilmuwan-ilmuwan baru di Indonesia, yang tidak kalah dari Prof. Dr. Ing. B.J Habibie. mereka tidak akan lagi kekurangan guru yang tidak mau ditempatkan didaerah mereka, karena mereka memiliki putra daerah yang siap berjuang membangun daerahnya, dari tempat mereka tumbuh dan muncul guru-guru profesional yang siap mendidik mereka menjadi ilmuwan yang jujur dan genius. Pertanyaannya adalah apakah benar tidak ada satupun putra daerah mereka yang sudah sukses? atau... sudah banyak, hanya saja mereka tidak perduli dengan nasib kampung halamannya...?
Saya pikir Pejabat-pejabat yang sekarang sedang "naik daun" banyak yang berasal dari daerah terpencil (pedalaman) kenapa mereka tidak berusaha untuk membangun daerahnya? mungkin butuh banyak kesadaran untuk melakukan hal itu. Sebab bukan hanya harta benda yang harus mereka korbankan, tetapi juga waktu, pikiran dan tenaga yang harus mereka sediakan. mungkin lebih enak mereka tinggal di kota besar, yang bisa memberi mereka penghasilan yang besar atau mungkin lebih enak memikirkan bisnis mereka dari pada memikirkan nasib orang yang tidak jelas hubungannya.
Apa yang terjadi di daerah pedalaman, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di daerah non pedalaman (he..he... bingung menyebut istilahnya...kita sebut perkotaan aja yah, walau pun ada pedesaan dan pinggiran kota). di daerah ini banyak sekolah-sekolah dengan bangunan yang mentereng tapi miskin akan siswa-siswi. banyak sekolah dengan bangunan mentereng tapi miskin prestasi. Di daerah ini sarana dan pra sarana pendidikan lebih dari cukup memadai, gedung yang megah, guru-guru yang cukup dan alat-alat penunjang pembelajaran yang tersedia, namun semangat siswa untuk belajar .. perlu dipertanyakan. tawuran antar pelajar, tawuran mahasiswa, kekerasan di sekolah, kekerasan di kampus, pelecehan di sekolah, kasus narkoba di sekolah, tindakan amoral, seks bebas, minuman keras, clubbing dan kriminalitas lainnya.
Saat ini banyak sekali terjadi "komersialisasi" lembaga pendidikan. dimana Lembaga pendidikan dijadikan sebuah ladang untuk mencari untung sebanyak-banyaknya, tak lagi diperdulikan bagaimana prestasi siswa-siswi sekolah tersebut. tidak lagi diperdulikan bagaimana masa depan mereka, yang penting pihak sekolah mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. sejak adanya Bantuan pemerintah "BOS" ("Bantuan Operasional Sekolah") dan berbagai macam bentuk bantuan lainnya, Banyak sektor swasta (yayasan) berlomba-lomba mendirikan sekolah-sekolah tingkat Dasar (SD, MI, SMP dan MTs) dengan asumsi mereka akan menerima bantuan dari pemerintah yang lumayan besar. Bahkan tidak segan-segan sekolah-sekolah tersebut memberikan "tips" bagi orang yang mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut. Yang lebih parah adalah sekolah-sekolah tersebut merekrut guru seadanya, "yang penting ada guru".
Ada apa dengan pendidikan kita? Siapa yang salah.... ? mungkin pikiran itu juga yang akhirnya merusak diri kita. kita tidak perlu menyalahkan siapapun, sebab ketika kita menyalahkan orang lain, maka yang akan muncul adalah sikap anarkis, emosi kita sudah tidak terkontrol, ada sedikit masalah tawuran, ada sesuatu yang tidak berkenan di hati demo, akhirnya kerusuhan. Dari pada kita menyalahkan orang lain, mari kita benahi dan introspeksi diri sendiri. apa yang salah dengan diri kita? bagaimana cara kita membangun bangsa kita?
Kita bisa memulai segalanya dengan baik, jika kita memulai dari diri kita sendiri. Jika kita adalah siswa mungkin kita yang kurang giat belajar dan berlatih, jika kita guru mungkin kita belum maksimal memberikan pendidikan pada siswa kita, jika kita pemerintah mungkin kita belum memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan, jika kita orang tua siswa mungkin kita belum memberikan pendidikan dan perhatian pada anak-anak kita.pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru, orang tua dan siswa it sendiri tapi juga merupakan tanggung jawab pemerintah. bagaimana mungkin bangsa kita akan maju jika pendidikan di negara kita amburadul?
Pemerintah hendaknya benar-benar memperhatikan masalah pendidikan, sebab ini adalah jembatan untuk menuju negara yang kokoh dan maju. Negara maju selalu memiliki sistem pendidikan yang bagus. Kita memiliki SDM yang bagus tapi tidak terkelola dengan baik, kita lebih banyak berfikir tentang diri kita sendiri, kelompok kita, dari pada kita memikirkan negara kita. Lihat siapa yang jadi korban? lihat generasi muda kita?
Saya merasa sedih dengan maraknya aksi Demonstrasi, semua hal selalu disikapi dengan demonstrasi. padahal kalau saja kita ada di posisi orang yang kita demo, mungkin kita akan melakukan hal yang sama. Cobalah untuk berfikir bijak dan arif, bahwa ini adalah jalan kita menuju keberhasilan. kalau dari mulai di bangku sekolah sudah diajarkan bertindak kekerasan, apa yang terjadi ketika dia jadi mahasiswa, apa yang terjadi ketika dia terjun ke masyarakat, apa yang terjadi ketika dia menjadi pejabat. kita sering sekali menyalahkan pemerintah, padahal kalau kita jadi pemerintah (pejabat) belum tentu kita mampu.
Saya cuma bisa meinta pada semua pihak untuk bisa bersama-sama membangun negara kita umunya dan membangun pendidikan kita khusunya. mari kita ciptakan pendidikan yang mampu menciptakan ilmuwan-ilmuwan yang tidak hanya jenius tapi juga ilmuwan yang taqwa. kita banyak memiliki ilmuwan yang pintar, tapi kita harus lebih banyak memiliki ilmuwan yang benar.
Wallahu a'lam....

Selasa, 26 Agustus 2008

Jika Nabi Muhammad Datang Ke Rumah

Jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu

Untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersamamu

Tanpa kabar apa-apa sebelumnya

Apakah yang akan kau lakukan untuknya ?

Akankah kau sembunyikan buku duniamu ?

Lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadits di rak buku?

Atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu

Dan kau hiasi mejamu dengan Qur’an yang telah berdebu?

Akankah kau masih melihat film-film di TV

Atau dengan cepat kau matikan sebelum dilihat nabi ?

Maukah kau mengajak Nabi berkunjung ke tempat yang biasa kau datangi?

Ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti

Akankah kau bahagia jika Nabi memperpanjang kunjungnnya ?

Atau kau malah tersiksa karena banyak yang harus kau sembunyikan darinya

Jika Nabi Muhammad tiba-tiba ingin menyaksikan

Akankah lau tetap mengerjakan pekerjaan yang sehari-hari biasa kau lakukan ?

Akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari biasa kau katakan?

Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu

Seperti halnya jika Nabi tidak ke rumahmu ?

Sangatlah menarik untuk tahu

Apa yang akan kau lakukan

Jika Nabi Muhammad datang,

Mengatuk pintu rumahmu

Terjemahan bebas olah DESHINTAARIVA DEWI

Robbi....

ROBBI, MENGAPA BUNDA KU SERING MENANGIS

Robbi, mengapa bunda ku sering menangis ?

Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang istimewa

Allah kuatkan bahunya untuk menyangga dunia

Allah lembutkan hatinya untuk memberi rasa aman

Allah kuatkan rahimnya untuk melahirkan benih manusia

Dan Allah tabahkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah

Allah beri dia rasa sensitif untuk mencintai putra putrinya

Allah tanamkan rasa sayang yang akan menina-bobokan anaknya

Dan berbagi cerita dengan putra putrinya yang beranjak dewasa

Allah beri dia kekuatan memikul beban keluarga tanpa mengeluh

Allah kuatkan bathinnya untuk tetap menyayangi meski disakiti

Allah beri dia keindahan untuk melindungi batin suaminya

Allah beri dia kebijaksanaan untuk mengerti

Bahwa suaminya yang baik takkan pernah menyakiti

Tapi kadang itu hanya ujian apakah dia wanita setia

Bundamu, makhluk yang sangat kuat

jika kau lihat bunda menangis

Karena Allah beri dia air mata, yang bisa digunakan sewaktu-waktu

Untuk membasuh luka batinnya dan memberikan kekuatan baru

pENDAAAMPING hIDUP

PENDAMPING HIDUP

Ya Allah, Aku berdoa untuk seseorang, yang menjadi bagian dari hidupku.

Seorang yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu.

Seseorang yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.

Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu.

Wajah cantik, tampan dan daya tarik fisik lain tidaklah penting. Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau.

Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas.

Seseorang yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.

Seseorang yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.

Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikan/ketampananku tetapi karena hatiku.

Seseorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.

Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang yang dibutuhkan ketika berada disebelahnya.

Aku tidak meminta seorang yang sempurna, namun aku meminta seorang yang tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimata-Mu.

Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.

Seseorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.

Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.

Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta :

Buatlah aku menjadi seorang wanita/pria yang dapat membuat pasangan hidupku itu bangga.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah Roh-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku.

Berilah aku tangan-Mu sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.

Berikanlah aku mata-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.

Berikan aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari.

Berikanlah aku bibir-Mu dan aku akan tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "betapa besarnya Allah SWT itu karena Engkau telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.

Puisi Percikan Iman

IKHWAN SEJATI

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya

Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati

Sang ibu tersenyum dan menjawab

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar

Tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya

Ikhwn sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang

Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya

Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja

Tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan

Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang

Tetapi dari hati yang ada di balik itu


Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja

Tetapi dari komitmennya terhadap akhwatyang dicintainya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan

Tetapi dari tabahnya dia menjadi liku-liku kehidupan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca Qur’an

Tetapi dari konsistenya dia menjalankan apa yang ia baca

Setelah itu, ia kembali bertanya

“Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?”

Sang ibu memberinya dan berkata

“Pelajari tentang Dia”

Ia pun mengambil buku itu

“MUHAMMAD” judul yang tertulis di buku itu.

matematikahasan.com